Fly Over di Kota Bandung |
Pernah ke Bandung Gaes? Hal apa yang menarik bagi kalian ? Ini bukan foto jadul suasana kota Bandung, tetapi memang saya nya aja yang seneng ngedit jadi BWart.
Harusnya motret-motret iconnya kota Bandung ya? Gedung sate ataupun gedung-gedung ikonik kota Bandung lainnya. Bagi saya begitu keluar dari Stasiun Kiara Condong, tertarik untuk mengabadikan bangunan yang tampak perspective Fly Over ini. Kalau berdiri dibawahnya dan menatap kedepan berasa kayak Fly Over Janti ataupun Lempuyangan Jogja.
Ini adalah pertama kalinya ngebolang berdua ke kota Bandung. Naik kereta tarif ekonomi 67.000 rupiah per orang dari Cilacap sampai bandung dan tarif yang sama juga dari stasiun Pasar Senen ke Stasiun Kiara Condong. Dan akhirnya rindu kita bermuara di stasiun ini. Kemudian naik angkutan ke perempatan Jalan Pejuang 45 Rp 10.000 berdua, dari segi transportasi lebih murah ketimbang sama-sama mudik ke kampung halaman :D
Stasiun Kiara Condong Bandung |
"Mas...Mas... Nggak usah ngomongin kejadian Haringga Sirla lah mas, aku lagi mumet dan rodo mual karena perjalanan",begitu pinta saya sama suami yang tiba-tiba aja ngomongin kejadiannya supporter sepakbola pendukung Persija. Mbayangin aja nggak kuat, apalagi ketambahan diceritain segala.
Sampai deket pintu keluar saking parnonya kita dengan kejadian Haringga Sirla, kita berdua jadi hati-hati banget ngomong sama orang. Siapa tau ketauan medoknya saya, kemudian secara refleks seseorang menyerang saya dari arah yang tak terduga. Ah, keparnoan kita berdua terlalu menguasai alam pikiran ini hanya karena kejadian tragis pendukung berat Persija tersebut.
Nanya ke bapak-bapak yang sudah berusia 50-an tahun keatas, ke arah mana nih kita kalau mau ke Hotel New Kencana Jalan Pejuang 45, atau kalau orang situ biasanya menyebut dengan Jalan Veteran.
"Nyebrang aja Mas, nanti naik angkutan yang warna dominan putih", begitu kata si Bapak. Kurang puas yang dimaksud angkutan yang mana, nyebranglah kita jalan kaki terus nanya sama pedagang pinggir jalan dibawah Fly Over tersebut. Pedagang tersebut nunjukin angkutan warna apa yang dimaksud. Nggak menunggu lama kita akhirnya dapat angkutan yang akan membawa kita menuju Jalan Pejuang 45.
Angkutan Kota Bandung |
Naiklah kita diangkutan yang ada tulisannya Dago. Menembus jalanan ibu kota Jawa Barat yang lumayan padat. Kemudian sampai persimpangan lampu merah yang seharusnya kendaraan serentak berhenti mengikuti rambu-rambu lalu lintas, tetapi justru saling berebut tancap gas. Dan ini adalah penyebab kemacetan Kota Besar dan membuat persimpangan tampak padat kendaraan yang saling berebut maju jalan.
Oke Fix! Kita harus turun dengan hati-hati ditengah kondisi kendaraan yang dibelakang kita saling klakson satu sama lain. Tengok kendaraan yang dibelakang angkutan kita, sambil memberikan tanda menggunakan tangan, bahwa kita mau nyebrang, agar si kendaraan lebih pelan lagi tancap gasnya.
"Buka maps dulu mas, penginapan kita masih berapa meter lagi dari perempatan ini?"
Saya pun membuka google maps, untuk mencari informasi penginapan yang sudah kita reservasi dari posisi kita berdiri saat itu.
"Cuma 500 meter dari sini kok mas, naik angkot malah lama sampainya kalau kondisi macet kayak gini, jalan kaki aja yok mas, ngirit rasah nge gojek, podo wae wong macet".
Suami saya pun mengiyakan menuju ke penginapan memilih untuk jalan kaki. Saya pikir penginapannya sudah dekat, sampai di perempatan SPBU saya recenter lagi, "Lho kok iseh 500 meter lagi mas, jarene cuma 500 meter kok ra tekan-tekan?" Protes saya sama om google maps.
Suami saya pun menimpali omongan saya yang terkesan protes sama om google maps, "Ini yang namanya backpackeran beneran dek, jalan kaki sejauh ini ditengah panasnya terik siang Ibu Kota".
"Itung-itung jalan kaki sehat siang-siang to, koyo bule pada seneng jalan kaki", tambahnya untuk mencairkan suasana. Hahaha iya kita ini Bule Ngapak dan Bule Medok yang lagi pengen jalan-jalan melepas rindu di tanah orang Sunda :)
Kita itu bukan tipikal pelancong yang harus bobok manjah di penginapan yang eksklusive dan mahal, enggak. Bagi kita yang penting nggak jauh dari tempat yang kita tuju nantinya, fasilitasnya mumpuni, serta nyaman itu sudah cukup bagi kita berdua.
Hotel New Kencana Bandung : Pic diambil dari Traveloka |
Dari 2 minggu sebelum keberangkatan kita ke Bandung, suami sudah searching dan reservasi penginapan ini yang terletak di Jalan Pejuang 45 No. 81 Lengkong Bandung. Dengan tarif per malam under 200K dengan fasilitas mumpuni seperti free WiFi , free breakfast, AC, Double Bed, fasilitas keperluan mandi yang cukup oke. Cocoklah buat kita yang pengen liburan dengan tarif ekonomis.
Trans Studio Bandung |
Sorenya kita pesen Grab nih buat jalan ke tujuan utama kita yaitu Trans Studio Bandung. Fans berat Arri Lasso pengen nonton Sang Idola nyanyi secara live Gaes. Lebih greget ketimbang nonton youtube :D
Salah satu musisi legendaris yang satu ini selalu melantunkan lagu-lagu yang berkualitas, syahdu, dan nggak bosenin walau jaman terus berubah. Berbekal tiket VIP sesampai di Amphiteater, tempat dimana Sang Legenda menunjukkan kemampuannya. Kita langsung nyari posisi duduk yang sekiranya nyaman buat mengabadikan foto maupun video ke ponsel.
Standing Banner Konser Arri Lasso |
Model tempat duduknya siapa cepat dia bisa milih. Sayangnya kita berdua nggak bisa ambil tempat duduk yang paling depan karena sudah diisi orang lain. Kita dapet tempat duduk shaf kedua. Lumayan buat naruh kaki nggak sempit dan nggak kehalang kursi penonton depannya :)
Duh,meleleh rasanya menikmati lagu demi lagu yang Om Ari Lasso nyanyikan, berasa flashback dinyanyiin itu lagu sama si Abang via telpon yang pakai tarif paketan 2 jam. Lagu berjudul Penjaga Hati sama Mengejar Matahari itu lho gue banget. Sayangnya sampai usai acara saya tidak mendapati 2 lagu favorit, yaitu Tak Akan Ada Cinta Yang Lain & Cinta Kan Membawamu Kembali. Tapi gapapa, secara keseluruhan sih keren dan bisa kita nikmati lagu-lagu yang dibawakan sama Ari Lasso Band.
Konser Arri Lasso Kelas VIP |
Skip...Skip...Skipp...
Tiket balik kita ke Pasar Senen dan Stasiun kroya sama-sama jam 13.10 Gaes. Sebelum balik ke tempat aktivitas masing-masing, terlalu sayang kalau sisa waktu nggak kita manfaatkan dolan kemana gitu. Oke fix! kita pilih Pasar Baru sebagai tujuan maen kita sebelum balik ke stasiun. Senengnya cuma jalan-jalan liat-liat. Tapi kalau disuruh pengen beli apa bingung sendiri. Naik turun cantik sampai lantai teratas cuma dapet bantal leher bulu rasfur hijau polos sebagai pengganti bantal leher keroppi yang ilang waktu mbolang ke Pekalongan, sama celana kulot 2 biji :v :v
Tiket balik kita ke Pasar Senen dan Stasiun kroya sama-sama jam 13.10 Gaes. Sebelum balik ke tempat aktivitas masing-masing, terlalu sayang kalau sisa waktu nggak kita manfaatkan dolan kemana gitu. Oke fix! kita pilih Pasar Baru sebagai tujuan maen kita sebelum balik ke stasiun. Senengnya cuma jalan-jalan liat-liat. Tapi kalau disuruh pengen beli apa bingung sendiri. Naik turun cantik sampai lantai teratas cuma dapet bantal leher bulu rasfur hijau polos sebagai pengganti bantal leher keroppi yang ilang waktu mbolang ke Pekalongan, sama celana kulot 2 biji :v :v
"Wes jam setengah 12 Mas, yok balik wae ke Stasiun, kali aja jalannya macet, biar nggak telat sampainya", ajak saya ke suami tatkala kaki ini telah lelah berjalan. Sambil Mas Suami pencet-pencet hape mau pesen Grab yang akan mengantar kita ke Stasiun Kiara Condong. Mata ini tertarik sama jajanan yang bernama Cilor alias Aci Telor. Tapi kok beda ya, kalau ditempat kami Cilor digoreng di cetakan tembaga bulet semacam cara bikang. Kalau ala Bandung Asli bulet-bulet ditusuk 5 biji, terus nggorengnya per 5 tusuk baru dibalut sama Telor.
Cilor Street Food Jajanan Bandung |
Ciyus, Cilor ala Bandung ini enak banget. Berhubung saya nggak suka dikasih bubuk cabe, jadinya minta di tabur bubuk rasa asin bawang aja sama Aaknya yang bakul Cilor. Seiket begitu cuma 5ribu. Saya beli 2 iket. Pikirku mbok kokean malah ra entek jebul kurang. Tau-tau dimakan Mas Suami di dalem Grab udah habis 6 aja dia. Nek ora tak jawil Cilorku entek kabeh hihihi :D
Finally, sampailah kita di Stasiun Kiara Condong. Selesai sudah perjalanan kita ke beberapa spot di Kota Bandung. See you again di Ibu Kota Priangan, Kota kenang-kenangan. Kenangan antara kau dan aku mengejar senja demi senja di tempat-tempat yang nggak pernah kita angan-angankan buat kesitu tetapi Qodarullah kita berdua dikasih kesempatan untuk menapakinya. Kamu tipikal pria yang nggak pernah menjanjikan ini itu, besok begini begitu, tau-tau terwujud aja, meskipun mungkin menurut orang lain itu adalah hal yang biasa dan kecil, tapi bagi saya adalah hal yang luar biasa dan berarti.
Finally, sampailah kita di Stasiun Kiara Condong. Selesai sudah perjalanan kita ke beberapa spot di Kota Bandung. See you again di Ibu Kota Priangan, Kota kenang-kenangan. Kenangan antara kau dan aku mengejar senja demi senja di tempat-tempat yang nggak pernah kita angan-angankan buat kesitu tetapi Qodarullah kita berdua dikasih kesempatan untuk menapakinya. Kamu tipikal pria yang nggak pernah menjanjikan ini itu, besok begini begitu, tau-tau terwujud aja, meskipun mungkin menurut orang lain itu adalah hal yang biasa dan kecil, tapi bagi saya adalah hal yang luar biasa dan berarti.
Terimakasih kamu, yang senatiasa menjadi Fajar dan Senja
Ketika Dunia Mulai Berkhianat
namun Fajar dan Senja tetaplah hangat :)
Komentar
Posting Komentar