Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label SELF REMINDER

SELF REMINDER : MIMPI SETINGGI BINTANG

Ada yang masih ingat bagaimana di masa kecil kita sering ditanya oleh orang tua, kadang sama tetangga yang menggemaskan sosok mungil kita, "Nak kl udah besar pengen jadi apa?" , "Nak saat ini kamu punya mimpi apa setelah besar nanti?".  Ketika beranjak besar kamu dan teman-temanmu sering bertukar binder, saling bertukar biodata dengan harapan setelah dewasa nanti akan saling ingat dan tidak pernah lupa sama teman masa-masa sekolah. Dan dibinder itupun selain menuliskan mimpi dan cita-cita yang kamu inginkan, tak jarang kamu selalu menuliskan "Cita-Cita Setinggi Langit" .  Punya mimpi adalah hal wajib buat orang-orang yang memiliki harapan disetiap anugerah waktu yang diberikan oleh-Nya. Menurut saya tidak ada yang salah dengan mimpi setinggi apapun itu. Jangan pernah meremehkan cita-cita yang dimiliki orang lain dari kondisi yang ada sekarang, walau itu menurutmu tidak mungkin. Tapi jika tangan-Nya sudah ikut campur dalam urusan makhluk-Nya segala sesuatu

SELF REMINDER : JANGAN PERNAH MATIKAN HARAPANMU

Cahaya Harapan Harapan beda jauh maknanya dengan sebuah pengandaian. Cita-cita adalah harapan yang diikhtiarkan atau bahasa gaulnya yang dikejar alias diusahakan. Sedangkan mimpi adalah harapan yang masih tersimpan dalam angan, menunggu saat yang tepat untuk mengejarnya mungkin... yah bisa jadi :) Semangat... Senang... Ingin Segera... Bahkan lelah... ya itu adalah hiasan perasaan saat kamu memiliki harapan. Harapan ibarat nyala lilin kecil di diruangan gelapmu... Ibarat denyut nadi dipergelangan tanganmu... Dan hebusan nafas disetiap detikmu... Yaa harapan adalah bagian dari pelangi kehidupan seseorang.... Setiap kita tentunya memiliki keyakinan bahwa harapan itu terwujud Setiap kita tentunya memiliki perasaan mantap bahwa apa yang kita harapkan terealisasikan alias menjadi kenyataan... Rasa lelah disetiap mengejarnya tentu ada Sebesar apapun harapanmu jangan pernah melupakan Rabb mu yang Maha Pengabul apa yang menjadi kobaran didadamu Selelah apapun jangan menyerah.... jangan begitu s

SELF REMINDER : BELAJAR UNTUK MEMANDANG SEGALA SESUATU DARI SUDUT PANDANG BERBEDA

  Interior Kereta Api Purwojaya Perjalanan menggunakan jasa kereta api sekitar satu bulan yang lalu, saya dapati pemandangan baru pada interior kereta api eksekutif jurusan Cilacap-Cirebon. Terakhir naik kereta api eksekutif tahun 2012, perjalanan Jogja - Malang Jawa Timur. Kemajuan yang membahagiakan saya, karena saat itu belum sebagus dan setertib sekarang. Jaman dulu meskipun kelas eksekutif, masih banyak penumpang yang tidur telentang di bawah, kursi jatah kita pun didudukin oleh orang lain, sehingga terpaksa kita harus sampaikan dengan hormat, " permisi pak, maaf ini tempat duduk saya". Pintu kereta dan jendela pun masih terbuka, sehingga rada was-was membawa dua bocil ponakan tante waktu itu, perjalanan kurang lebih 8 jam dari Jember - Jogja. Kalau bersama pasangan sih dibuat asik dan romantis aja, jadi ala film 5cm yang lagi akting menikmati indahnya sunrise berdiri dipinggir pintu kereta ahahaha :D  Dalam urusan pandang memandang setiap orang memang memiliki sudut mas

SELF REMINDER : RAGA INI HANYA SEMENTARA

Pantai Wonosari Dunia memang hakikatnya diciptakan bersifat sementara. Makhluk, benda, alam, bahkan semesta.  Didalam kesementaraan itu sebagai makhluk diperintahkan untuk berbuat yang sebaik-baiknya kan ya ?Meski dalam pengusahaan "yang sebaik-baiknya" itu selalu terselip khilaf, ah namanya saja manusia, hal yang sering terdengar yang dikorelasikan dengan kata khilaf.  Dalam kesementaraan ini warna kehidupan memang berbeda-beda. Miskin, Kaya, Cantik, tampan, bersih mulus, jerawatan, tabiat baik, tabiat kurang baik. Akan selalu menjadi warna dalam pelangi kehidupan. Dalam Kesementaraan raga ini untuk apa yang kurang cantik / tampan harus iri dengki sama yang cantik/tampan... Bukankah Cantik atau enggak, ganteng atau enggak terletak pada rasa syukur yang selalu dihiasi dengan sikap-sikap yang santun, sehingga kecantikan dan ketampanan yang alami muncul. Dalam kesementaraan raga ini untuk apa yang miskin harus iri dengki dengan yang kaya... Bukankah kaya atau miskin itu terleta