Sewaktu sang istri masih ada, mungkin seorang suami belum begitu merasakan kerepotan bagaimana mengasuh kedua putranya. Karena memang tugas utama suami mencarikan nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ketika istrinya sudah tiada, lambat laun baru terasa. Betapa peran seorang istri yang sudah menjadi ibu itu tidak ringan.
Lebaran Idul Fitri 1437 H kemarin, kebetulan saya tidak keliling silaturahmi alias badhan, ndilalah kok ya malah mriang. Tapi mriang yang membawa hikmah kok :D Jadi sewaktu Lek Nur dan kedua putranya bersilaturahmi dirumah kami, alhamdulillah saya bisa ketemu dengan beliau. Ngobrol...ngobrol...ngobrolll... tiba2-tiba sedikit curhatan mengalir dari pembicaraan yang di mulai Lek Nur.
"Jebul ngopeni bocah kui ora gampang, wong wadon kui kesabarane gede lan wong wadon kui kesabarane luwih kuat timbangane wong lanang. Mulo wong lanang nek nganti mbentak wong wadon kui kok kebangeten. Aku ngerasakke dewe Mbak", begitu yang dikatakan oleh beliau kepada Ibu saya, Ibu saya dipanggil Mbak, karena memang masih kerabat dari Mbah Buyut Kakak Adik.
Alhamdulillah di sistem kekerabatan kami level Mbah Buyut bersodara anak cicitnya masih terdeteksi dan masih saling bersilaturahmi.
Pesan sederhana ini bisa buat pegangan untuk para lelaki yang sudah berstatus sebagai suami atau yang lagi siap-siap jadi calon suami (Habis halal bi halal biasanya banyak yang halal-halalan). Cintai, sayangi, jaga, dan cukupi nafkah istri kalian. Sebelum kepergian orang yang dicintai membawa sesal. Cie... sesal dan sesak didada, kayak lagunya Bang iwan aja :D
YANG TERLUPAKAN
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan dikesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayangan
Yang pernah terlupakan
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggida seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Oh maafkanlah
Oh maafkanlah
Rasa sesal didalam hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku menciba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
Ketika istri tersakiti oleh sikap dan ucapan suami, sekuat hati gimana caranya dia ingin memaafkan.
Ketika nafkah pemberian suami ada kelebihan, bagaimana caranya dia menahan keinginan agar punya simpanan.
Ketika keadaan serba pas-pasan, bagaimana caranya pemberian yang ngepas atau kadang kurang tersebut bisa dicakke untuk semua kebutuhan pokok.
ketika istri lelah badan, lelah pikiran dan pengen curhat malah tidak didengarkan. Saat itu juga dia sedang sekuat hati untuk tidak curhat ke orang yang tidak seharusnya mendengar curhatan pribadi rumah tangga kalian.
Ketika dia tidak kuat dan menangis dan kamu tidak segera menyeka air matanya, sekuat hati dia menyebut-nyebut nama Illahi Robbinya untuk menguatkan dan meneguhkan perasaannya.
Nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan ? sudah diberi anugerah pendamping hidup, yang jika kamu bisa menjadikannya istri sholeha, maka dia akan lebih mulia dari Bidadari Surga.
Komentar
Posting Komentar